Gelar Project Penguatan Pancasila, Kenalkan Permainan Tradisional

Alghifarimu.sch.id, Batanghari – Sebagai salah satu sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka, SMP Muhammadiyah Al-Ghifari Batanghari turut melaksanakan Pelaksanaan Project Penguatan Profil Pancasila (P5). Memperkenalkan permainan tradisional yang sering dilakukan saat masa kecil, seperti Engklek, Bakiak, Engrang, dan lain-lain.

Agenda yang dilaksanakan selama empat hari terhitung 26-29 Februari 2024. Hari pertama pelaksanaan, seluruh wali kelas mengajarkan bagaimana membuat permainan dengan buku panduan yang sudah dibuat.  Peserta didik diajarkan untuk membuat 3 mainan yang sudah dipilih, sebelum pelaksanaan seluruh kelas memilih 3 dari 16 pilihan permainan yang akan perlombakan di hari keempat (hari terakhir).

Penerapan Kurikulum Merdeka hanya berlaku bagi kelas 7 dan 8 saja, dikarenakan Kelas 9 masih menggunakan kurikulum yang lama, yaitu Kurikulum 2013. Namun ini tidak menutup Kelas 9 untuk ikut partisipasi dalam agenda. Kelas 9 diarahkan untuk membuat sebuah produk yang dapat dijual-belikan. Ini juga sebagai pengajaran nilai kewirausahaan.

 Konsep hari terakhir P5 adalah menggelar seluruh permainan yang akan diperlombakan dengan masing-masing perwakilan kelas. Tidak hanya itu, SMP Muhammadiyah Al-Ghifari Batanghari juga mengundang beberapa Paud, Kober, TK, dan SD di sekitar sekolah untuk memperluas pengenalan permainan tradisional serta bersilaturahmi antar sekolah. Kesempatan kali ini, juga mengajarkan kemampuan kewirausahaan kepada peserta didik kelas 9 untuk menjual produk yang sudah dibuat.

Muhammad Mandala Putra Marga selaku Ketua Pelaksana pada agenda ini mengatakan bahwa “Peserta didik perlu dikenalkan kembali dengan permainan tradisional, yang mana kita tahu anak zaman sekarang lebih mudah memainan handphone dan internet ketimbang permainan yang mendorong motorik mereka.”

Nantinya Penguatan Profil Pancasila ke depannya akan mengedepankan asas-asas dalam Kurikulum Merdeka, juga tidak meninggalkan kearifan lokal yang ada, serta tidak melupakan nilai-nilai sebagai santri pondok pesantren. (fada)

Berita Terkait