Lampung Timur 31/08/2021 — Direktur pertama Pesantren Muhammadiyah (PontrenMu) Al Ghifari Periode 2021-2026 resmi dilantik oleh Ketua PDM Lampung Timur, diwakili oleh Majelis Dikdasmen Daerah Lampung Timur, Drs. H. Wasitadi, M.Pd. Pengukuhan nahkoda kapal besar institusi ini diselenggarakan di Aula 2 SMP Mu Al-Ghifari pada pagi 08.30 WIB dengan khidmat. Dihadiri oleh Pimpinan Ranting dan Cabang Muhammadiyah Batanghari, guru-guru, dan tenaga pendidik pesantren, serta keluarga pendiri dari Bapak (Alm) Sadirin yang diwakili oleh Bapak Drs. H. Asril Kasim.
Dalam sambutannya, Direktur/Mudir terlantik, H. M. Dimyati, S.Pd. menyampaikan bahwa mengemban amanah sesungguhnya adalah musibah, sehingga merujuk pada perkataan Sayyidina Ali bahwa bagi pemimpin manapun harusnya mengucapkan “Inna lillahi wa innailaihi rajiun,” mengingat jika amanah tersebut keluar dari kaidah dan harapan persyarikatan, maka akan mempertaruhkan kehormatan pribadi dan mungkin saja persyarikatan. Beliau juga menyampaikan harapan bahwa pesantren ini akan menjadi pesantren percontohan baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Tim Pendiri PontrenMu Abudzar Al-Ghifari, Bp. H. Asril Kasim memberi pesan bahwa kurikulum internal harus juga disesuaikan dengan lingkungan lokal daerah Batanghari. Begitu juga rasio ustad penanggung jawab kamar, harus juga disesuaikan satu ustadz tahfidz mengampu maksimal lima belas santri saja.
Selain itu, guru dituntut lebih kreatif, dalam mengajar dan membuat gagasan serta program. Beliau melanjutkan bahwa fokus pembangunan infrastruktur dan calon sekolah lanjutan (SMA) akan ditunda. Sehingga institusi akan berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan pelayanan.
Sambutan terakhir oleh PDM Lampung Timur, dalam pidatonya, Wasitadi mengajak bahwa semua elemen sekolah harus “naik kelas” dalam artian harus mengasah diri dan mementingkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. PontrenMu Abudzar atau juga disebut MBS Al Ghifari, sebagai pesantren ke-4 dari total lima pesantren Muhammadiyah di Lampung Timur, ujarnya, harus menjadi pesantren yang mencerahkan dan terus berkemajuan dalam rangka membawa misi gerakan Muhammadiyah.
Mantan ketua PGRI kabupaten ini juga menegaskan pentingnya doa sebagai amunisi dan senjata umat islam dalam berjuang serta membuat program-program sehingga strategi nya matang dan jalannya dimudahkan. ASF//